Wednesday, March 16, 2005

Pesan Rasulullah SAW.. ttg mendidik anak

Rasulullah SAW bersabda, "Perhatikanlah anak-anakmu, dan didiklah mereka dengan baik." (HR. Ibnu Majah).

Jikalau Anda tidak mengatakan kebenaran tentang diri sendiri, Anda tidak dapat mengatakan kebenaran tentang orang lain" (Virgina Woolf).

..........................................

Disadur dari sebuah media online.. semoga bermanfaat.

Diriwayatkan dari Anas ra, ia berkata, "Suatu hari aku sedang bersama anak-anak. Tiba-tiba muncul Rasulullah SAW dan berkata, 'Assalamualaikum, hai anak-anak'."

Sementara itu, pada suatu hari, seorang pegawai Umar bin Khatab ra menemui khalifah tersebut. Ia kaget mendapati sang khalifah sedang berbaring, sementara beberapa anak kecil sedang asik bermain-main di sekitarnya. Orang tadi memperlihatkan rasa keheranan melihat hal itu.

Sang Khalifah lalu bertanya, "Jadi bagaimana keadaanmu dengan keluargamu?"
Ia menjawab, "Begitu melihatku, keluargaku yang berbicara langsung diam".Umar berkata kepadanya, "Kalau begitu, kamu turun saja dari jabatanmu. Soalnya kalau terhadap keluarga dan anakmu saja kamu tidak bisa berlaku lembut, bagaimana kamu bisa berlaku lembut terhadap umat Rasulullah SAW?".

Dua riwayat itu, sesungguhnya telah mengajarkan kepada tiap orang tua untuk selalu memperlakukan anak dengan lembut dan proporsional. Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa punya anak kecil hendaklah ia perlakukan secara proporsional." (HR. Ibnu Askair).

Di sini, berarti seorang anak haruslah diperlakukan sesuai dengan derajat kekanak-kanakannya. Ia harus diajak bicara dengan lemah lembut. Diperlakukan dengan rasa penuh cinta kasih. Lalu, diusahakan agar hatinya gembira, didekati, diajak bermain dan bersenda gurau. Kemudian, isilah akal dan hatinya dengan harapan serta keceriaan hidup.

Terkait dengan itu, seorang bijak pernah mengatakan, "Ketika anakmu telah berusia tujuh tahun, ajak ia bermain. Didiklah ia dan bertemanlah dengannya. Kemudian biarkan ia bermain dengan teman yang belum dikenalnya". Ucapan ini bermakna mendorong tiap orang tua agar bisa menjadi teman yang baik dan dapat dipercaya bagi anak-anaknya, terutama pada fase usianya yang paling menentukan (baca: fase anak-anak dan remaja).

Pada konteks kekinian, boleh jadi terjadinya banyak tragedi kekerasan di negeri ini, sebagai pangkal penyebabnya ialah karena pada tatanan keluarga kita, mungkin selama ini tidak memperhatikan dan tidak mendidik anak-anak di rumah secara lembut dan penuh kasih sayang. Sehingga dampaknya, bisa jadi keberadaan anak-anak kita itu akan menjadi sumber masalah bagi orang lain. Naudzubillah.

Lebih jauh, fenomena itu terjadi salah satunya disebabkan karena perlakuan orang tua yang tidak mendidik anak-anaknya tentang perlunya membangun sebuah kebenaran terhadap dirinya sendiri, termasuk di dalamnya bagaimana memperlakukan seorang anak secara proporsional.

Sehingga pantas saja apa yang dikatakan Virgina Woolf, seorang penulis dari Inggris, "Jika Anda tidak mengatakan kebenaran tentang diri sendiri, Anda tidak dapat mengatakan kebenaran tentang orang lain".

Padahal, pola pendidikan semacam itu, yang diselimuti kasih sayang dan kelembutan ini akan menjadi kunci tercapainya derajat kualitas anak kita di kemudian hari. Dalam hal ini, Syekh Jamaluddin Mahfuzh mengungkapkan manfaat yang bisa didapat dari cara mendidik anak seperti itu.

Pertama, dapat menghilangkan hambatan-hambatan dan mendekatkan jarak pemisah antara ayah/orang tua dengan anak. Dengan demikian si anak merasa tidak menemukan kesulitan apa pun untuk bermusyawarah dengan orangtuanya tentang masalah dunia dan kehidupan yang ia hadapi.

Kedua, dapat melahirkan kesiapan mental si anak untuk menerima nasehat dan pengarahan. Dan ketiga, dapat mengungkap kemampuan sebenarnya si anak dan tingkat kematangan akal serta mentalnya. Dengan demikian, ia bisa membatasi pengarahan atau beban secara proporsional, tanpa menambahi atau menguranginya.

Akhirnya, tidak ada alasan lagi bagi orang tua untuk tidak membangun keluarga dengan memperhatikan dan bersahabat dengan anak-anaknya dalam 'dekapan' kasih sayang dan kelembutan.

Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah SAW berpesan, "Perhatikanlah anak-anakmu, dan didiklah mereka dengan baik." (HR. Ibnu Majah).

Wa Allah a'lam.


...........
Assyifa sayang.. maafin mama ya kalo mama sering marah-marah sama Syifa setiap kali syifa rewel kalo mama lagi sibuk dgn pekerjaan mama. Ngga tau kenapa, setiap kali mama lagi banyak urusan yg harus dikerjain, syifa selalu rewel dan pengennya nempel sama mama terus.. Apalagi bbrp hari terakhir ini. Padahal biasanya Syifa cukup maen2 deket mama aja diruang tengah, kalo mama lagi ada di ruang kerja.
Hhhf... Astaghfirullah.. mungkin itu artinya Syifa lagi ngasih tau mama ya, supaya mamanya ga kecapean karena terlalu stress kerja.. hiks hiks.. Maafin mama ya 'Nak.. bahkan kalo mama khilaf, mama suka marah sambil tereak sama Syifa. Duuhhh.... kalo denger kamu nangis, baru dehh mama nyeseeelll banget udah marah2 sama Syifa.
Maafin mama ya sayang. Nanti kasih tau dan ingetin mama ya kalo mamanya marah2 lagi.
Makasih buat selalu gift me a sign, my dear.. :)


love u,

mamanya Syifa

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Free Web Counter
yang udah main kesini sejak 27.03.05
Lilypie Baby Ticker

Wedding Anniversary-nya Irma & Yoga
Daisypath Ticker